Guilty Gear, sebuah franchise game fighting yang bisa dibilang underrated mengingat banyaknya kompetitor di luar sana. Padahal, game ini sendiri dikembangkan oleh salah satu developer game fighting terbaik yang pernah ada yakni Arc System Works. Dimana mereka terbilang sukses dalam meracik game dari franchise lain contohnya Persona 4 Arena, Granblue Fantasy Versus, hingga Dragon Ball FighterZ yang banyak diakui sebagai salah satu game adaptasi Dragon Ball terbaik yang pernah ada.
Walaupun demikian, Arc System Works masih belum menyerah untuk meneruskan Guilty Gear sebagai franchise utama mereka, hingga dikembangkanlah sebuah seri baru berjudul Guilty Gear -STRIVE- yang digadang-gadang akan menghadirkan banyak perbaikan dibandingkan seri pendahulunya. Lantas apakah game ini kini layak dinobatkan sebagai salah satu game fighting terbaik racikan Arc System Works? Akan dibahas dalam review kali ini.
Story
Berbeda dengan game fighting pada umumnya, Story yang dihadirkan dalam game ini disajikan layaknya sebuah film panjang berdurasi lebih dari 1,5 jam, tanpa adanya elemen fighting sama sekali. Ceritanya sendiri merupakan lanjutan dari seri sebelumnya, dimana setelah mengalahkan ancaman terbesar yang dikenal sebagai Universal Will, Sol Badguy kini tengah menikmati perdamaian sampai ia mendengar sebuah kabar mengejutkan.
Asuka R. Kreutz, yang meninggalkan jejaknya sebagai penjahat terburuk sepanjang sejarah karena telah menciptakan Gears dan memulai Perang Salib dikabarkan telah menyerah kepada pemerintah Amerika Serikat. Dirinya merupakan orang yang telah mengubah Sol menjadi sebuah Gear. Sol pun kemudian berniat untuk menemuinya demi membalaskan dendamnya selama ini. Mampukan Sol menuntaskan dendamnya tersebut? Pertanyaan tersebut akan terjawab dengan memainkan game ini.
Gameplay
Dengan keputusan untuk membuat Story mode menjadi sebuah film anime tanpa adanya elemen fighting sama sekali, mau tidak mau juga membuat mode permainan di Guilty Gear Strive ini terasa terbatas. Di mode offline kita hanya akan menemui mode Arcade, VS CPU, Survival, Tutorial, Training dan Mission.
Dari semua mode offline tersebut, mungkin yang paling bisa dinikmati adalah mode Arcade, dimana dalam mode ini player akan melawan delapan musuh berbeda yang terdiri dari 8 Stage. Terkadang, player juga akan ditantang oleh rival dari karakter yang sedang player gunakan dan menampilkan sedikit potongan cerita, mirip dengan apa yang pernah diimplementasikan dalam game Street Fighter IV dulu.
Setelah menyelesaikan mode tersebut player akan mendapatkan sejumlah uang dalam game yang bisa digunakan untuk memancing. Yang mana fitur memancing sendiri berguna untuk membuka beragam unlockables seperti artwork, musik, kosmetik dan lain-lain.
Ada juga mode online, yang sistemnya sendiri terbilang cukup unik dimana player diharuskan untuk membuat karakter avatarnya sendiri sebelum akhirnya digunakan untuk mondar-mandir di Lobby Online. Terdapat dua pilihan ruang online yang bisa dinikmati disini yakni Tower dan juga Park.
Tower bisa dibilang pertarungan kompetitif untuk memperebutkan predikat terbaik dari semua pemain yang disajikan dengan sistem menara. Player bisa menguji kemampuan dari lantai terbawah yang isinya pemain newbie hingga lantai atas yang berisikan pemain veteran dengan skill tinggi dan susah untuk dihadapi. Sementara Park merupakan ruang lebih kasual, dimana player bisa bertarung secara bebas tanpa harus takut kehilangan predikat.
Sayangnya, game ini mengalami penyusutan jumlah karakter playable dibanding seri sebelumnya. Jika sebelumnya memuat 25 karakter, kini menjadi 15 karakter saja sementara sisanya akan dilepas dalam bentuk DLC pasca perilisan. Sebuah kebijakan yang memang menjengkelkan namun harus diakui telah menjadi tren industri game bergenre fighting beberapa tahun terakhir ini.
Berbeda dengan seri sebelumnya, game ini kini memiliki fighting system yang terbilang cukup ramah untuk para pemula. Belajar dari pengalaman mereka selama mengembangkan Dragon Ball FighterZ dan Granblue Fantasy Versus, Arc System Works kini menghadirkan sistem pertarungan yang cukup mudah untuk dipelajari.
Setiap karakter akan dibekali dengan tiga bar utama, yaitu Health Bar, Burst Gauge dan Tension Meter. Health Bar merupakan indikasi darah karakter, Burst Gauge merupakan meteran pertahanan, dan Tension Meter dialokasikan untuk penggunaan serangan Overdrive dan mekanisme pembatalan serangan bernama Roman Cancel.
Untuk sistem pertarungannya sendiri masih mempertahankan skema empat tombol yang mewakili serangan pukulan, tendangan, Slash dan High Slash. Ada pula satu tombol ekstra yang mewakili serangan Dust, sebuah serangan yang akan mengirim lawan ke udara untuk dilanjutkan dengan ragam kombo di udara. Untuk melancarkan serangan kombo, perlu hanya perlu menggabungkan tombol Slash, Slash dan High Slash.
Ada pula dua mekanisme serangan yang membuat sistem pertarungan terasa lebih dinamis yaitu Roman Cancel dan Wall Break. Berkat adanya Roman Cancel, player kini bisa membatalkan kombo ataupun jurus di tengah-tengah animasi serangan. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengecoh lawan. Namun perlu diingat juga jika setiap gerakan Roman Cancel akan mengonsumsi 50% Tension Meter, jadi tidak selamanya kemampuan ini bisa diakses.
Sementara Wall Break merupakan mekanisme serangan yang memaksa musuh keluar dari arena perarungan. Hal ini ditandai dari retakan di pojok stage akibat serangan yang dilancarakan begitu besar. JIka player berhasil menyerang musuh dan mengarahkannya ke retakan tersebut, musuh akan terpental keluar dari stage dan secara otomatis didiskualifikasi.
Visual
Walaupun kembali menghadirkan gaya visual 2.5 D, Guilty Gear -STRIVE- tampil lebih memukau karena telah dipoles sedemikian rupa. Gaya visualnya kini lebih mirip seperti Dragon Ball FighterZ dan Granblue Fantasy Versus.
Baik dari tampilan visual, desain karakter, hingga animasi gerakan dibuat jauh lebih baik daripada seri sebelumnya. Tidak hanya itu saja, Arc System Works juga merombak ulang seluruh tampilan UI (User Interface) menjadi lebih minimalis dengan menghilangkan berbagai ornamen yang menghiasi HUD (Heads-Up Display) sehingga terasa lebih simpel.
Audio
Soundtrack juga bisa dibilang merupakan elemen yang tidak bisa dipisahkan dari game satu ini. Mengingat sang kreator yakni Daisuke Ishiwatari lah yang menangani aspek ini sejak seri pertamanya.
Sebagai kompeser utama, Daisuke Ishiwatari masih mempertahankan genre musik keras seperti Hard Rock dan Metal yang memacu adrenalin untuk game satu ini. Bukan hanya sekedar musik instrumen saja, melainkan juga tambahan sentuhan vokal yang membuatnya terasa lebih hidup.
Ada dua opsi sulih suara yang bisa kita pilih nantinya yaitu Bahasa Jepang dan Inggris. Dimana kedua-duanya memiliki kualitas yang sama baiknya.
Kesimpulan
Melalui Guilty Gear -STRIVE-, Arc System Works membuktikan jika mereka merupakan developer yang mau terus berbenah diri dari pengalamannya di masa lalu. Mereka berhasil merombak berbagai aspek yang membuat game ini mejadi lebih baik ketimbang seri sebelumnya.
Mulai dari gameplay, visual, audio, terutama mode onlinenya benar-benar terasa memuaskan. Walaupun untuk story mode-nya sendiri entah mengapa mereka membuatnya menyerupai sebuah film tanpa adanya elemen fighting sama sekali, layaknya game fighting pada umumnya.
Kekurangan dari game ini juga pada karakternya yang hanya tersedia 15 karakter saja sementara sisanya akan dilepas dalam bentuk DLC yang harus dibeli secara terpisah. Namun secara garis besar game ini layak untuk dimainkan oleh para gamer pecinta genre fighting yang belum pernah menjajal seri Guilty Gear sebelumnya. Serta tentunya para fans yang merindukan kehadiran seri terbarunya.