Remastered bisa dibilang telah menjadi salah satu tren yang tengah booming di industri game saat ini, hanya dengan meningkatkan kualitas visual saja para developer bisa kembali meraup keuntungan dari franchise lawasnya. Selain itu, metode ini juga memang rasanya sesuai dengan kebutuhan konsumen yang tak jarang ingin menikmati kembali game-game lamanya di platform generasi saat ini atas dasar nostalgia. Tetapi tak jarang juga proses ini ditempuh para developer untuk memperkenalkan salah satu fanchise terbaiknya untuk para gamer yang baru saja terjun menikmati video game di generasi saat ini, dan tidak memiliki konsol generasi sebelumnya.
Hal inilah yang dilakukan oleh Level-5 dan Bandai Namco pada Ni no Kuni: Wrath of the White Witch Remastered, pasalnya versi original-nya dulu hanya dirilis untuk PlayStation 3 yang notabene merupakan konsol lawas yang sudah jarang dimainkan oleh para gamer saat ini. Kesuksesan seri keduanya yang telah dirilis di PlayStation 4 dan juga PC tahun 2017 lalu juga merupakan salah satu alasan dibalik upaya meremastered seri pertamanya ini.
Lantas apakah versi remastered ini memang layak untuk dimainkan oleh para gamer baru ataupun yang telah memainkannya dimasa lalu? Penulis akan membahasnya dalam review kali ini!
Cerita Fantasi yang Menguras Emosi
Pernahkah kamu mendengar nama Studio Ghibli? Salah satu studio animasi terpopuler di Jepang ini memang dikenal selalu menyajikan jalinan cerita menggugah dan penuh emosional selain tampilan animasinya yang begitu khas tentunya. Beberapa diantaranya bahkan sangat populer diluar Jepang sebut saja Grave of the Fireflies, My Neighbor Totoro, Spirited Away, Princess Mononoke, dan masih banyak lagi. Ni no Kuni: Wrath of the White Witch bisa dibilang merupakan debut awal dari studio animasi ini untuk terjun dan ambil bagian dalam pengembangan sebuah video game. Benar saja, dengan gaya penceritaan yang menarik dan banyak menyajikan unsur fantasi, game ini juga sukses menguras emosi para player-nya dari awal hingga akhir permainan.
Menceritakan kisah seorang anak bernama Oliver yang hidup bersama ibunya di sebuah kota yang indah dan nan damai bernama Motorville. Oliver sendiri juga merupakan seorang anak yang baik dan penurut pada orang tuanya, hingga suatu ketika atas dasar penasaran ingin melihat mobil balap rancangan temannya, Philip ia memutuskan untuk keluar rumah di malah hari menunggu hingga ibunya tertidur. Naas, nasibnya kurang beruntung saat itu, ketika sedang mencoba mengendarai mobil buatan Philip, Oliver mengalami kecelakaan hingga membuatnya hanyut ke sungai.
Ibunya yang merasakan firasat buruk saat itu, terbangun dan mengetahui bahwa Oliver tidak sedang berada dirumah. Hingga akhirnya sang ibu pun mendapati bahwa Oliver tengah hanyut di sungai dan tidak bisa berenang, tanpa pikir panjang ibu pun langsung menyebrangi sungai yang dingin kala itu untuk menolong anaknya. Sayang penyakit jantungnya kambuh saat itu, hingga membuatnya harus meninggalkan Oliver seorang diri selamanya.
Di tengah kesedihannya yang begitu mendalam atas kematian ibunya secara mendadak, Oliver pun bertemu dengan Mr.Drippy, seorang high lord fairy yang lalu menceritakan konsep dunia paralel. Bahwasannya setiap orang miliki kembaran dengan jiwa yang sama di dua dunia, hal ini membuat apapun yang terjadi pada salah satu dari mereka akan memberikan efek kepada kembarannya di dunia satunya. Mr.Drippy mengatakan bahwa ibu Oliver sangat mirip dengan penyihir baik bernama Alicia yang ada di dunianya.
Alicia sendiri saat ini tengah terperangkap oleh sebuah kutukan dari penyihir jahat bernama Shadar The Dark Djinn. Cerita tersebut seolah membangkitkan kembali harapan Oliver untuk bisa membangkitkan kembali ibunya dengan cara menyelamatkan Alicia dari Shadar, mengingat konsep dunia paralel yang diceritakan Mr.Drippy tersebut. Mampukah Oliver menyelamatkan Alicia dan membangkitkan kembali ibunya? Jawabannya bisa kamu temukan sendiri dengan memainkan Ni no Kuni: Wrath of the White Witch Remastered ini.
Kulitas Visual yang Jauh Lebih Indah
Berbicara soal proses remastered, perombakan pada sisi visual tentu menjadi nilai jual utamanya. Untuk urusan ini sebenarnya Ni no Kuni: Wrath of the White Witch versi PlayStation 3 dulu sudah memiliki kualitas visual yang begitu indah kala itu, namun QLoc sebuah studio asal Polandia yang ditunjuk untuk menangani proses remastered ini benar-benar telah menjalankan tugasnya dengan sangat baik.
Mereka telah berhasil menampilkan versi resolusi tinggi dari tampilan visual dasar yang sudah sangat indah sebelumnya, ditambah dengan dukungan frame rate 60 fps-nya membuat Ni no Kuni: Wrath of the White Witch Remastered ini jauh lebih indah dari versi original-nya. Pemilihan tampilan visual yang menggunakan cel-shade pada animasinya membuat game yang telah dirilis enam tahun silam tidak menua sama sekali.
Turn-Based Action Unik dengan Tingkat Kesulitan Menantang
Diluar dugaan, dibalik desain karakter musuhnya yang lucu dan imut tingkat kesulitan yang akan kita alami saat menghadapi permainan bisa dibilang cukup sulit. Game ini sendiri memadukan sistem pertarungan turn-based dan action, dimana kita nantinya diberikan pilihan command untuk mengatur serangan apa yang akan dilancarkan nantinya, namun kita juga dibebaskan berlari menjauhi serangan musuh agar tidak terkena damage.
Setiap serangan dan command akan miliki pengaturan waktunya sendiri, oleh karena itu strategi dan kecepatan mengambil keputusan sangat dibutuhkan dalam game ini. Yang unik dari sistem pertarungan ini adalah kita akan diperkenalkan dengan Familiars system, sebuah sistem yang mengadaptasi model trainer dan partner ala-ala Pokemon. Bedanya kita diberi kebebasan untuk bertarung menggunakan kemampuan murni Oliver dkk tanpa bantuan Familiars.
Familiars sendiri memiliki bentuk dan kemampuan uniknya masing-masing, kita bisa memilih satu dari tiga Familiars untuk menyerang musuh dan menggantinya sesuai keadaan. Setiap Familiars ini juga memiliki stamina bar yang harus kita perhatikan karena jika habis mereka akan menghilang dan harus diganti dengan Familiars lainnya.
Yang membuat tingkat kesulitannya menantang adalah damage musuh yang cukup besar saat kita menerima serangannya, apalagi jika Familiars yang kita gunakan masih berlevel rendah. Damage yang besar tersebut akan secara otomatis mengenai Oliver meskipun Oliver sendiri telah memiliki level yang cukup tinggi. Masalah inilah yang terkadang tidak terperhatikan hingga membuat layar “Game Over” tidak terhindarkan. Belum lagi saat melawan boss utama yang memang membutuhkan strategi kusus dan beberapa trial and error untuk bisa mengalahkannya.
Namun, disatu sisi ada rasa kepuasan tersendiri saat berhasil mengalahkan musuh-musuh kuat yang sebelumnya sulit untuk ditaklukan. Aspek ini sekaligus menjadi nilai jual lain yang bahkan tidak dimiliki seri keduanya yang dianggap terlalu mudah dan terlalu memanjakan player-nya.
Koleksi Familiars Sebanyak Mungkin
Memasuki pertengahan cerita, kita akan bertemu dengan seorang gadis bernama Esther, ia kemudian akan menemani Oliver untuk mendapatkan kemampuan sihir baru dari Solomon yang lalu menghadiahi Esther sebuah Harpa yang bisa digunakan untuk menjinakkan Familiars. Kemampuan tersebut bisa kita manfaatkan untuk mengoleksi Familiars sebanyak mungkin, melatihnya hingga mampu berevolusi. Hal yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh penulis sendiri.
Saat mencapai level tertentu, Familiars yang sering kita panggil di pertarungan akan bisa bermetamorposhis menjadi bentuk yang lebih kuat dengan menggunakan sebuah catalyst bernama “Stone” sesuai tipenya. Sementara jika kita ingin membuat Familiars bermetamorposhis ketipe terakhirnya, dibutuhkan “Jumbo Stone” untuk bisa melakukannya.
Bantu Orang-orang dengan Sihir Oliver
Sebagai seorang penyihir, Oliver memiliki beragam kemampuan untuk membantu warga sekitar yang membutuhkan pertolongannya. Banyak orang-orang yang diambil hatinya oleh kekuatan jahat milik Shadar, dampak buruknya ada yang semangatnya luntur, tidak memiliki keberanian, menjadi mudah marah, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, keberadaan Oliver sangat dibutuhkan untuk mengembalikan emosi orang-orang menjadi normal kembali.
Caranya yaitu dengan mencari orang dengan kebaikan dan semangat yang melebihi orang lain dan meminta sebagian darinya untuk digunakan menambal hati orang yang telah terkena dampak negatif sihir jahat Shadar tersebut. Kehadiran sistem ini membuat para player-nya akan merasakan andil cukup signifikan tidak hanya pada cerita tetapi pada seisi dunia.
Alunan Musik yang Tak Terlupakan
Satu hal lagi yang tak terlupakan jika mengingat Ni no Kuni adalah alunan musiknya yang begitu indah. Tangan dingin Joe Hisaishi benar-benar mampu merealisaskian atmosfir yang coba dibentuk oleh sang developer lewat berbagai scene dan skema gameplay yang dihadirkan dalam game ini. Beberapa aransemen instrumen musik dari yang biasa hingga tak biasa dipadukan dalam satu kesatuan hingga mampu menciptakan atmosfir seram, damai, dan indah dalam waktu yang bersamaan. Hal ini semakin menguatkan ciri khasnya sebagi komposer yang tidak takut dalam meracik formula uniknya sendiri.
Kesimpulan
Ni no Kuni: Wrath of the White Witch Remastered adalah sebuah game yang harus dimainkan oleh para pecinta JRPG, formula klasik yang tetap dipertahankan, ditambah polesan kualitas visual yang jauh lebih indah dibantingkan versi original-nya membuatya wajib untuk dicoba kembali oleh para gamer lama yang pernah memainkannya di masa lalu. Sementara untuk gamer baru yang ingin mencobanya namun masih ragu hingga saat ini, cerita fantasi yang menguras emosi, formula turn-based action serta Familiars system dengan tingkat kesulitan menantang, ditambah alunan musik tak terlupakan karya Joe Hisashi rasanya mampu menjawab keraguan tersebut.