Kesuksesan Until Dawn di tahun 2015 lalu dengan formula horror interactive-nya, membuat Supermassive Games tak ragu untuk hadirkan formula serupa pada proyek ambisiusnya. Sebuah proyek bernama The Dark Pictures Anthology series yang dijanjikan akan menghadirkan jalan cerita baru, pengalaman horror baru, dan inovasi baru ditiap serinya.
Setelah proyek pertamanya yakni Man of Medan rampung dan rilis tahun 2019 lalu, kini giliran Little Hope yang siap membawa player kedalam mimpi buruk baru dengan cerita yang lebih mencekam dari sebelumnya. Lantas apakah The Dark Pictures Anthology: Little Hope ini mampu menawarkan pengalaman horror lebih baik dari pada Man of Medan? Akan dibahas dalam Review kali ini.
Story

The Dark Pictures Anthology: Little Hope menceritakan tentang empat orang mahasiswa dan satu dosen yang tengah melakukan perjalanan menggunakan bus. Diperjalanan ternyata jalan yang akan mereka lewati ditutup oleh polisi setempat. Membuat supir bus pun memutuskan untuk berbelok arah dan berniat untuk melalui jalan sebuah kota kecil bernama Little Hope.
Little Hope sendiri bisa dibilang merupakan kota misterius yang terkenal angker karena suatu kejadian di masa lalu. Dan benar saja, ketika melalui jalan tersebut sang supir terkejut melihat seorang anak perempuan di tengah jalan hingga membuatnya banting setir yang mengakibatkan tergulingnya bus tersebut. Sang tokoh utama kita yaitu Andrew, Taylor, Daniel, Angela dan John yang selamat dari kecelakaan tersebut, kembali berkumpul untuk mencari keberadaan supir bus yang hilang.
Tak kunjung menemukan supir bus tersebut, mereka pun kemudian memutuskan untuk memasuki kota Little Hope dengan tujuan untuk mencari bantuan agar mereka bisa kembali pulang dengan selamat. Tentunya semua itu tidak berjalan mulus seperti yang direncanakan karena selama berada di kota tersebut para tokoh utama kita akan melalui rentetan kejadian mencekam yang sulit dicerna oleh nalar.
Lantas mampukah mereka menemukan jalan keluar dari kota tersebut? Misteri apakah sebenarnya yang menyelimuti kota Little Hope? Semua pertanyaan tersebut akan terjawab dengan memainkan The Dark Pictures Anthology: Little Hope ini.
Gameplay

Sebagaimana game garapan Supermassive Games sebelumnya, The Dark Pictures Anthology: Little Hope ini akan megajak pemain untuk berinteraksi secara langsung dan menentukan pilihan dari cerita horror yang disajikan. Berbeda dengan sebuah film horror yang terkadang membuat penikmatnya gemas karena sang karakter utama mengambil keputusan yang terbilang bodoh hingga akhirnya mengancam kesematannya sendiri. Dalam game ini kita diberikan pilihan untuk menentukan ragam aksi sang tokoh utama yang nantinya akan mempengaruhi jalan cerita. Hidup matinya tokoh utama bergantung pada pilihan yang kita ambil.
Beberapa kesempatan juga mewajibkan kita sebagai player menekan tombol berupa Quick Time Event (QTE) untuk melakukan aksi tertentu yang jika salah bisa berakibat pada nasib sang karakter utama seperti karakter yang bersangkutan terbawa ke jalur cerita berbeda, atau bahkan menemui ajalnya.

Selama perjalanan kita juga bisa mengeksplorasi beberapa area untuk menemukan petunjuk berupa benda-benda peninggalan penghuni kota Little Hope sebelumnya atau mungkin berupa benda yang akan memberikan premonition atau ramalan mengenai kejadian yang akan menimpa karakter utama agar kita lebih waspada dalam setiap mengambil keputusan.
Selain itu tindakan yang kita lakukan juga dapat mempengaruhi hubungan satu karakter dengan karakter lain. Misalnya saat kita memilih opsi untuk menunjukkan rasa tidak senang pada salah satu karakter, hubungan dan sifat karakter tersebut akan mengalami perubahan sesuai tindakan kita sendiri yang secara otomatis juga akan mempengaruhi jalan cerita untuk kedepannya.

Menariknya game ini juga menawarkan sebuah mode bernama Movie Night yang membuat kita bisa untuk bermain bersama teman di satu ruangan atau secara online melalui jaringan internet. Kita nantinya bisa saling mengoper kontroler saat keputusan atau kendali berpindah karakter. Tapi jika di mode onlinenya player bersama teman dapat berinteraksi menggunakan lebih dari 1 karakter berbeda untuk menentukan alur cerita, lalu kedua pemain akan memiliki waktunya sendiri untuk mengambil keputusan yang akan mempengaruhi alur cerita keduanya. Sebuah mode yang sangat menarik untuk dijajal.
Visual

Supermassive Games memang bisa dibilang tidak pernah gagal untuk menyajikan sebuah game yang memiliki tampilan visual realistis, begitupun dengan game ini. Berkat teknologi motion capture yang mumpuni, setiap karakter pada game ini mampu memberikan ekspresi wajah yang sangat detail. Tak hanya itu saja semua itu juga didukung dengan atmosfer horror yang lebih mencekam berkat teknologi pencahayaannya.
Kerennya lagi, presentasi visual yang memukau ini juga dilengkapi dengan performanya yang mampu berjalan hingga 60fps di beberapa kesempatan bahkan di PlayStation 4 slim sekalipun. Hal ini membuktikan begitu optimalnya performa game ini di semua platform.
Audio
Kualitas audio atau tata suara game ini juga disajikan dengan sangat baik apalagi jika player menggunakan speaker yang mempuni. Mengingat game ini merupakan sebuah game horror yang dipenuhi dengan adegan-adegan jumpscare, kualitas suara yang disajikan rasanya akan mampu membuat pemain terus menahan napas saat memasuki tempat-tempat mencurigakan yang terlihat menyeramkan. Selain itu performa voice cast-nya juga terbilang sangat baik dalam menyulihsuarakan karakternya masing-masing.
Kesimpulan

Supermassive Games kembali membuktikan bahwa mereka mampu meracik sebuah game horror yang mencekam lewat The Dark Pictures Anthology: Little Hope ini. Jalan cerita yang disajikan kali ini juga bisa dibilang lebih menyeramkan dari Man of Medan, ditambah kualitas visual serta performanya yang lebih optimal, dan kualitas audio yang lebih maksimal membuat game ini rasanya wajib untuk dimainkan oleh para pecinta game horror.