Tales of series bisa dibilang merupakan salah satu franchise game JRPG terbaik hingga mampu bertahan ditengah banyaknya franchise baru mulai bermunculan seperti saat ini. Meskipun popularitasnya kalah tenar dengan franchise seperti Final Fantasy, Dragon Quest ataupun Persona, namun Bandai Namco tidak pernah berhenti untuk meracik seri terbarunya dan tidak serta merta mematikannya begitu saja.
Mereka pun tidak pernah berhenti untuk berinovasi untuk menyajikan formula baru pada setiap seri Tales, menyesuaikan dengan zaman. Hal tersebutlah yang justru membuatnya semakin dikenal dan menaikkan kepopulerannya menyamai game-game JRPG mainstream saat ini.
Sebuah pencapaian yang berhasil ditorehkan oleh seri terbarunya yaitu Tales of Arise. Sejak pertamakali diumumkan, game ini langsung menarik perhatian para gamer pecinta game JRPG. Hadir dengan tampilan visual baru yang kini lebih realistis serta memiliki karakter dan jalan cerita yang menjanjikan, membuat para gamer mulai tertarik untuk menjajalnya.
Lantas apakah Tales of Arise mampu memenuhi ekspektasi para gamer yang sudah jatuh cinta sejak pertamakali diumumkan dan mampu menjadi seri Tales terbaik? Akan dibahas dalam review kali ini.
Story

Diceritakan dua planet yang sebelumnya hidup berdampingan yaitu Dahna dan Rena pada akhirnya terpecah belah akibat bangsa Rena yang memutuskan untuk menginvasi planet Dahna karena ingin menjarah sumber daya alam disana. Bahkan bangsa Rena dengan serakahnya melucuti harkat dan martabat bangsa Dahna. Akibat invasi tersebut, planet Dahna pun kini terbagi menjadi lima wilayah berbeda.
Kisah pun dimulai ketika Iron Mask sang karakter utama yang masih menjadi seorang budak bagi bangsa Rena tidak tahan dengan kekejaman yang diterima oleh rekan-rekannya. Karena bukan hanya orang dewasa saja, anak-anak pun diperkerjakan secara paksa dan tidak mendaptkan kehidupan layak di sana.
Namun segala sesuatunya berubah ketika ia bertemu dengan Shionne. Berusaha menyelamatkan Shionne dari kejaran tentara Rena, dibantu oleh pemimpin pasukan pemberontakan dari Dahna yaitu Zephyr, pertemuan keduanya membuka sebuah perjalanan takdir yang baru.

Shionne yang memiliki semacam kekuatan magis yang membuatnya tak bisa disentuh oleh siapapun seolah dipertemukan oleh takdir dengan Iron Mask yang memang tidak bisa merasakan rasa sakit. Interaksi keduanya membuat Spirit Core yang ada di dalam tubuh Shionne aktif dan mengeluarkan sebuah pedang api super kuat bernama Blazing Sword. Singkat cerita ternyata keduanya memiliki tujuan yang sama, Shionne yang merupakan bangsa Rena juga ternyata berambisi ingin menundukkan kekuasaan para Lords Rena yang menguasai lima wilayah Dahna saat ini.

Maka petualangan untuk mewujudkan kebebasan bangsa Dahna dari penjajahan Rena pun dimulai. Diawali dari upaya untuk mengalahkan Balseph yang merupakan seorang Lord yang mengusai daerah Calaglia. Upaya tersebut akhirnya bisa terealisasikan berkat eksistensi pedang api Blazing Sword. Bahkan pertempurannya membuat setengah dari topeng besi yang telah membelenggu sang karakter utama sejak kecil hancur dan mengembalikan ingatan soal nama aslinya yang sebebarnya yaitu Alphen.
Pertempuran melawan Balseph semakin meyakinkan Alphen dan Shionne untuk mengalahkan Lord lainnya. Dimana selama perjalanannya menemukan dan mengalahkan para Lord, mereka juga akan bertemu dengan karakter lain yang memiliki tujuan yang sama.
Apakah mereka mampu melakukan tugas berat tersebut? Pertanyaan tersebut akan terjawab dengan memainkan Tales of Arise ini.
Gameplay

Sebagaimana seri Tales of sebelumnya, Tales of Arise menyajikan formula khas JRPG yang tidak jauh berbeda. Gameplay dibagi menjadi eksplorasi dunia yang lumayan luas, lalu ketika bertemu dengan musuh akan terjadi transisi layar yang membawa player ke medan pertempuran.
Player akan bertarung di sebuah arena berbentuk lingkaran dengan batas wilayah berupa garis. Dari enam karakter party yang tersedia seiring berjalannya cerita, player hanya bisa membawa empat karakter aktif untuk bertarung, sementara dua lainnya akan berada di belakang layar.
Dari keempat karakter yang aktif, player hanya bisa mengendalikan satu orang saja sebagai leader, sementara tiga lainnya akan bergerak secara otomatis dan membantu player sepanjang pertarungan. Alur pertarungannya sendiri terasa sangat mengalir dan cepat. Apalagi tiap serangan yang diluncurkan para karakter memiliki efek partikel flashy yang semakin membuatnya terasa epik.

Meninggalkan skema pertarungan ala Tales of Berseria, Tales of Arise hadir dengan mekanika combat klasik dengan beragam improvisasi yang membuatnya tetap terasa modern. Terdapat tombol khusus yang diperuntukkan untuk serangan normal, menghindar dan melompat. Sementara, tiga tombol aksi lainnya dialokasikan untuk jurus karakter yang disebut Artes.
Selama pertarungan berlangsung, ada tiga bar yang harus diperhatikan selain Health Bar tentunya, yaitu Artes Gauge (AG), Cure Point (CP) dan Boost Meter. AG yang berbentuk seperti kristal biru tertera di atas Health Bar, di mana bar ini berguna untuk melancarkan serangan Artes. Jika bar tersebut habis, player tidak bisa melancarkan serangan Artes untuk sementara waktu. Namun jangan khawatir karena Bar tersebut akan beregenerasi secara otomatis sepanjang pertarungan. Untuk CP sendiri hanya bisa pulih ketika karakter tidur atau menggunakan item tertentu seperti Orange Gel.
Bar terakhir yang harus diperhatikan saat pertarungan adalah Boost Gauge, sebuah meteran yang berbentuk belah ketupat dengan dengan potret karakter di kiri bawah layar. Boost Gauge akan terisi selama pertarungan dan jika sudah penuh player bisa melancarkan serangan Boost Attack tiap karakter dengan menekan tombol D-Pad.

Selama bereksplorasi, player akan menemukan berbagai item yang tercecer di jalan atau membuka peti harta yang berisi item berharga. Namun yang paling menarik adalah mencari keberadaan burung hantu yang tersembunyi di berbagai lokasi seperti pohon, tembok atau bahkan sembunyi di dalam kendi. Dimana reward yang akan kita terima setelah menemukan keberadaan burung hantu tersebut adalah berbagai aksesoris kosmetik dan item yang tak kalah berharganya.
Menariknya, ada beragam aktivitas sampingan yang bisa dilakukan dalam game ini seperti memasak, berkemah, beternak, memancing dan menyelesaikan sub quest. Untuk memasak, player terlebih dahulu harus menemukan berbagai resep yang bisa didapatkan dengan berbagai cara, lalu tentunya mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan, dan baru bisa memasak di tenda ataupun di penginapan.

Ada pula fitur ikonik yang sudah melekat di franchise ini sejak seri pertamanya yaitu Skit. Skit adalah sebuah percakapan antar karakter dengan gaya komikal yang terjadi secara random dan harus diaktifkan dengan menekan tombol R1. Percakapan tersebut biasanya memperlihatkan interaksi antar karakter yang tengah mendiskusikan soal makanan, hobi, kebiasaan dan hal-hal sejenis yang tak jarang mengundang gelak tawa.
Selain itu tak jarang juga menjelaskan beberapa plot penting yang berhubungan dengan cerita utama. Di Tales of Arise ini, skit dibuat dengan lebih menarik menggunakan panel ala komik yang bentuknya tidak beraturan dengan memvisualisasikan karakter secara in-game. Membuatnya lebih enak untuk diikuti dibandingkan seri sebelumnya yang biasanya hanya menampilkan potret statis antar karakter yang terlihat sedang mengobrol saja.
Visual

Salah satu aspek yang mengalami peningkatan paling signifikan dari seri sebelumnya adalah tampilan visual. Untuk pertama kalinya, Bandai Namco akhirnya menerapkan Unreal Engine 4 sebagai pondasi utama pengambangan seri Tales. Hasilnya memang luar biasa, tidak hanya sekedar cantik, presentasi visualnya juga sangat detail dan megah untuk ukuran game bergaya anime. Mulai dari karakter, monster, lingkungan, setiap partikel pertarungan, dan lain-lain membuatnya jauh lebih memukau.
Meskipun masih ada layar loading ketika transisi dari satu daerah ke daerah lainnya, namun waktu loadingnya sendiri tidak memakan waktu lama bahkan di PS4 Slim sekalipun. Performanya juga diluar ekspektasi, untuk ukuran sebuah game yang menerapkan Unreal Engine 4, ketika dimainkan menggunakan PS4 Slim game ini mampu mempertahankan performa 60fps di sebagian besar porsi permainan, walaupun dari segi resolusi mungkin mengalami penurunan di beberapa titik. Namun performanya bisa dibilang sangat optimal bahkan di console yang saat ini sudah menjadi last-gen sekalipun.
Audio
Musik bisa dibilang telah menjadi salah satu kekuatan utama dari game bergenre JRPG. Sebagus apapun presentasi visual suatu game, jika tidak didukung dengan musik yang tepat, niscaya pemain akan kehilangan hasratnya lebih cepat untuk menyelesaikan permainan. Untungnya, musik justru menjadi salah satu daya tarik utama dari Tales of Arise ini.
Game ini dibuka oleh sebuah lagu berjudul Hibana yang dibawakan oleh grup musik kenamaan Jepang yaitu Kankaku Pierrot. Sebuah lagu yang rasanya akan berhasil membakar semangat player untuk memulai petualangan di game ini.
Selain itu, sang maestro Motoi Sakuraba yang telah meracik soundtrack berbagai seri Tales di masa lalu juga kembali menangani pembuatan soundtrack untuk game satu ini. Apalagi kualitas musik yang diracik olehnya juga kian mengalami peningkatan dari sebelumnya, membuat player akan terasa termanjakan dengan setiap musik yang mengiringi petualangan Alphen dan Shionne nantinya. Mulai dari soundtrack setiap daerah yang didominasi dengan musik orkestra, pertarungan melawan boss, dan lain-lain berhasil dibuat dengan sangan apik.
Selain itu, untuk segi sulih suara game ini menghadirkan dua opsi yaitu bahasa Jepang dan bahasa Inggris yang secara mengejutkan keduanya berhasil dibawakan dengan baik oleh setiap voice actor/actress-nya. Penulis yang biasanya setia dengan sulih suara Jepang juga terpukau dengan kualitas voice Inggris dari game satu ini. Semua aktornya benar-benar memainkan perannya dengan sangat baik membuat player akan bisa merasakan kepribadian mereka secara mendalam.
Kesimpulan
Tales of Arise berhasil mempertahankan cira rasa klasik dari seri sebelumnya sembari menghadirkan berbagai peningkatan seperti kualitas cerita yang semakin menarik untuk diikuti, gameplay yang terasa lebih seru dan epik, tampilan visual kian memukau berkat implementasi Unreal Engine 4 yang secara ajaibnya mampu berjalan optimal di PS4 slim sekalipun, musik racikan Motoi Sakuraba yang semakin menggugah dan apik serta kualitas audio voice Jepang dan Inggrisnya yang sama-sama berhasil dibawakan dengan baik oleh setiap voice actor/actress-nya.
Game ini juga benar-benar cocok untuk dinikmati oleh semua kalangan, baik para pendatang baru maupun veteran Tales. Sebuah seri Tales yang benar-benar hampir mendekati kata sempurna. Tak heran jika game ini berhasil menembus penjualan sebanyak satu juta kopi hanya dalam kurun waktu enam hari setelah perilisannya saja. Bagi para gamer yang tengah mencari game JRPG berkualitas yang rilis tahun ini, penulis sangat merekomendasikan untuk mencoba Tales of Arise ini.