[Review] Chrono Cross: The Radical Dreamers Edition

Chrono Cross: The Radical Dreamers Edition menghadirkan kembali kenangan JRPG klasik era Playstation di platform modern. Kehadirannya tentu menjadi kenangan tersendiri bagi para gamers generasi milenial yang mungkin masih duduk di bangku SD atau SMP saat Chrono Cross dirilis di tahun 1999.

Sementara bagi gamers generasi Z yang mungkin belum lahir kala itu, kehadiran Chrono Cross: The Radical Dreamers Edition dapat memberikan gambaran seperti apa game-game JRPG di masa lalu, yang sebagian besarnya menerapkan sistem turn-based.

Lantas, apakah ada perubahan signifikan dari Chrono Cross versi orisinal dengan “remaster” tahun ini? Secara umum, terdapat beberapa pembaruan dan peningkatan, terutama dari segi grafis. Resolusinya lebih tinggi, warnanya lebih tajam, dan karakter modelnya pun diperbarui sehingga terlihat lebih fresh. Sementara dari sisi story dan gameplay, Square Enix tetap mempertahankan keasliannya dengan menambahkan beberapa fitur teknis.

Satu tambahan paling signifikan adalah kehadiran Radical Dreamers, sebuah game berjenis visual novel yang belum pernah dirilis di luar Jepang sebelumnya. Gamers kini dapat mengaksesnya dengan mudah di Chrono Cross versi terbaru, lengkap dengan terjemahan resmi berbahasa Inggris.

Story

Tema utama Chrono Cross adalah dunia paralel. Gamers akan bermain sebagai Serge, seorang remaja laki-laki dari sebuah desa kecil bernama Arni. Pada suatu hari, Serge tiba-tiba terlempar ke dunia lain saat dirinya sedang berada di pantai. Seperti konsep alternate universe pada umumnya, dunia lain yang didatangi Serge hampir sama persis, namun yang berbeda adalah realitasnya.

Rumah Serge di Arni ternyata adalah tempat tinggal orang lain di dunia ini, dan teman masa kecilnya, Leena, sama sekali tidak mengenal dirinya. Di dunia alternatif, Serge ternyata sudah meninggal 10 tahun lalu.

Berangkat dari premis yang menarik ini, Serge bersama pencuri tomboy bernama Kid dan kawan-kawannya akan berpetualang menjelajahi kepulauan El Nido untuk mengungkap misteri dari dunia paralel. Perjalanan mereka pada akhirnya akan berujung pada misi menyelamatkan dunia, yang berkaitan erat dengan tokoh antagonis bernama Lynx dan item misterius Frozen Flame.

Terdapat 11 ending dalam Chrono Cross: The Radical Dreamers Edition, dengan dua yang utama adalah good dan bad ending.

Gameplay

Gamers dapat mengendalikan tiga karakter saat battle maupun ketika berpetualang di kota, dungeon atau world map. Penggantian karakter dapat dilakukan dengan menggunakan item Teleporter saat gamers menyentuh Record of Fate atau berada di world map.

Terdapat total 45 karakter dalam game ini, yang dapat direkrut untuk menemani Serge berpetualang di dua dunia. Namun tidak semua karakter dapat direkrut dalam satu playthrough, karena ada beberapa dari mereka yang akan terkunci jika Serge mengambil keputusan tertentu. Perekrutan dalam Chrono Cross mirip dengan sistem dalam seri Suikoden, yang menurut kami sangat menarik karena setiap karakter memiliki cerita uniknya masing-masing.

Untuk battle system, Chrono Cross memiliki mekanik standar turn-based RPG seperti Attack dan Defend dengan tambahan sistem Elements. Elements meliputi penggunaan Magic, Ability dan Item, namun harus terlebih dahulu dipasang di tiap karakter seperti sistem Materia di Final Fantasy VII.

Elements dalam Chrono Cross terbagi dalam warna Merah, Biru, Hijau, Kuning, Hitam, Putih dan satu elemen khusus yang nantinya hanya bisa dipakai Serge. Penggunaan elemen akan semakin kuat jika dipakai oleh “warna” bawaan dari karakter tertentu.

Semisal, serangan api dari elemen Merah akan lebih kuat jika digunakan oleh karakter yang warna bawaannya juga merah. Serangan api dari elemen Merah juga akan menghasilkan damage yang lebih besar jika mengenai karakter musuh yang warna bawaannya adalah Biru.

Berbeda dari sebagian besar game RPG, sistem Run Away dalam Chrono Cross dapat digunakan terhadap semua musuh, termasuk boss battle. Namun, HP dari boss akan kembali penuh saat pemain kembali menghadapinya setelah melarikan diri.

Beberapa gameplay boosts ditambahkan Square Enix dalam versi remaster ini. Pemain dapat mempercepat gerakan permainan dengan menekan R2, mirip dengan fitur fast-forward dalam Final Fantasy VIII Remastered atau Final Fantasy XII: The Zodiac Age. Sebaliknya, pemain juga dapat memperlambat permainan dengan menekan tombol L2, sebuah fitur yang menurut kami terlalu aneh untuk ditambahkan ke dalam sebuah game RPG.

Tambahan lainnya adalah Battle Boost. Lewat fitur ini, gamers dapat membuat Serge dan dua pendampingnya tidak akan menerima damage, membuat serangan musuh selalu “miss,” dan juga bisa langsung menggunakan serangan elemental tanpa terlebih dahulu mengumpulkan energi. Fitur ini cocok bagi gamers yang hanya ingin menikmati cerita tanpa perlu khawatir kalah dalam battle.

Dari keseluruhan gameplay Chrono Cross: The Radical Dreamers Edition, satu hal yang paling mengecewakan adalah masalah frames per second (FPS). Fluktuasi FPS hampir terjadi setiap waktu, terutama pada saat battle.

Square Enix jelas kurang mampu mengoptimalkan game ini, karena sesuatu yang dibuat di tahun 1999 seharusnya bisa berjalan mulus di platform modern. Masalah FPS ini memang mengganggu, namun tidak separah itu sampai merusak keseluruhan pengalaman kami dalam bermain.

Untuk game Radical Dreamers, gamers hanya akan disuguhkan narasi berbentuk tulisan dengan sesekali diselingi visual. Selama permainan, gamers akan disuguhi beberapa pilihan saat menghadapi situasi tertentu.

Semisal, saat karakter diceritakan menghadapi sekelompok musuh, gamers dapat memilih untuk menyerang, menghindar, atau melarikan diri. Atau ketika berada di ruangan besar dengan banyak cabang, gamers akan dihadapkan pada pilihan untuk maju, mundur, belok ke kiri atau ke kanan.

Namun karena semua hanya dideskripsikan dalam bentuk tulisan, kami sering mengalami disorientasi arah dan merasa bingung harus memilih opsi yang mana untuk mencapai lokasi tertentu.

Kami merasa alur cerita dalam Radical Dreamers terlalu lamban, dan grafis serta mekaniknya kemungkinan tidak akan disukai sebagian gamers. Inti dari Radical Dreamers adalah menceritakan apa yang dilakukan Kid sebelum event di Chrono Cross. Radical Dreamers juga merupakan semacam “jembatan” antar Chrono Cross dan Chrono Trigger, dua game dalam universe yang sama.

Audio & Visual

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, peningkatan paling signifikan dalam Chrono Cross: The Radical Dreamers Edition adalah visualnya. Gamers disuguhkan pada pilihan grafis baru atau klasik sebelum memulai permainan.

Jika memilih klasik, maka tampilannya lebih kurang sama dengan versi Playstation. Sementara jika memilih opsi grafis modern, resolusi tampilan secara umum meningkat, model 3D karakter berubah, semua warna menjadi lebih tajam, dan world map menjadi berbeda secara estetis karena terlihat indah bak lukisan cat air.

Namun keindahan grafis modern ini harus dibayar dengan “harga” fluktuasi FPS. Di beberapa poin dalam permainan, terutama battle, FPS dalam setting grafis modern bahkan bisa lebih buruk dari versi Playstation! Sementara dalam setting klasik, masalah fluktuasi FPS berkurang cukup signifikan.

Untuk audio, Square Enix merekam ulang keseluruhan musik dan suara dalam game ini. Karena bukan diaransemen ulang, semua audionya dapat dikatakan orisinal, namun terdengar sedikit berbeda karena direkam kembali dengan standar kualitas modern.

Kesimpulan

Chrono Cross: The Radical Dreamers Edition merupakan kapsul waktu bagi gamers era 90-an yang ingin bernostalgia, yang juga bisa menghadirkan pengalaman baru bagi mereka yang belum pernah mencobanya.

Memang masih ada kekurangan dalam hal optimalisasi, namun langkah Square Enix menghadirkan kembali Chrono Cross di tahun 2022 untuk Playstation 4, Nintendo Switch, Xbox One dan PC merupakan sesuatu yang patut diapresiasi. Terlebih, versi terbaru ini dilengkapi dengan game langka Radical Dreamers yang akhirnya bisa dinikmati publik di luar Jepang.

Bukan tidak mungkin jika Square Enix pada akhirnya merilis patch untuk memperbaiki isu FPS dalam game ini, yang tentunya dapat membuat pengalaman bermain menjadi lebih menyenangkan.

Bang Don

Penulis artikelnya Gimindo.com

Read Previous

Event Ramadan Lokapala

Read Next

Fighter Lokapala Yang Terinspirasi Dari Tokoh Penting Peristiwa Geger Pecinan! Ksatriya Guning

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *