March 29, 2024

[Review] Sword Art Online: Alicization Lycoris

Sword Art Online, sebuah anime fenomenal dengan tingkat kepopuleran tinggi ini telah beberapa kali mendapatkan adaptasi video gamenya. Banyaknya fans yang selalu menantikan konten baru yang berhubungan dengan anime ini mendasari Bandai Namco untuk terus menelurkan game terbarunya di berbagai platform.

Dari mulai hendheld, home console, hingga PC semua itu dilakukan untuk mendukung kesuksesan franchise ini sekaligus mempromosikannya ke berbagai kalangan termasuk para gamer tentunya.

Untuk game adaptasi terbarunya yang mengambil judul Sword Art Online: Alicization Lycoris kembali ditangin oleh Bandai Namco bersama developer Aquria dan menjanjikan sebuah gameplay yang menawarkan formula RPG serta konsep open-world di dalamnya.

Lantas apakah game ini mampu tawarkan kualitas terbaiknya sebagai sebuah game adaptasi serial anime populer? Penulis akan membahasnya dalam Review kali ini.

Story

Seperti judulnya, Sword Art Online: Alicization Lycoris mengadaptasi jalan cerita dari season ketiga serial animenya. Bedanya pihak developer menyuntikkan beberapa karakter serta jalan cerita baru yang bisa dibilang merupakan konsekuensi alternatif dari ending kisah sebelumnya tepatnya episode 36 dari serial Sword Art Online: Alicization. 

Dengan kata lain saga Alicization kini memiliki dua jalur konsekuensi dari ending tersebut menghasilkan serial anime War of the Underworld yang tengah tayang saat ini serta Alicization Lycoris yang hadir sebagai game adaptasinya. Hal ini membuat para fans khususnya pecinta animenya bisa mendapatkan gambaran secara lebih jelas dan lengkap soal karakter dan dunia yang disuguhkan di season kali ini.

Di ceritakan bahwa Kirito tiba-tiba terbangun di sebuah dunia virtual yang misterius, namun di saat yang bersamaan juga terasa familiar baginya. Dirinya kemudian bertemu dengan seorang pemuda bernama Eugeo yang menceritakan sebuah kisah familiar yaitu tentang kehilangan seorang sahabat bernama Alice karena suatu insiden. Meskipun demikian orang-orang yang tinggal di sekitarnya tidak pernah menganggap bahwa Alice itu nyata. Namun Eugeo tetap bertekad untuk menyelamatkannya suatu hari nanti.

Kirito pun kemudian berjanji untuk mengungkap misteri apa yang sebenarnya terjadi pada Alice sekaligus mengumpulkan informasi mengenai dunia virtual yang ia datangi kali ini. Disitulah awal mula kisah Sword Art Online: Alicization Lycoris ini dimulai. Kamu harus memainkannya sendiri untuk mengetahui lanjutan jalan ceritanya.

Gameplay

Sword Art Online: Alicization Lycoris ini mengusung formula yang memadukan konsep dunia open-world, dan gameplay action RPG namun juga mengingatkan penulis pada sebuah game MMORPG.

Saat melakukan eksplorasi game ini akan berformat satu tokoh utama yang dikendalikan oleh player dan tiga anggota party lain yang dikendalikan oleh AI, namun kita juga bisa menggonta-ganti karakter secara real-time. Masing-masing anggota party memiliki skill berbeda yang bisa diakses dengan basis cooldown. Sistem pertarungannya sendiri terbagi menjadi aksi menyerang layaknya sebuah game action, mengakses skill yang biasanya akan diikuti dengan sedikit cut-scene dramatis, serta sebuah serangan magic yang meminta player untuk melakukan charge terlebih dahulu.

Alih-alih hadir sebagai sebuah game action, Sword Art Online: Alicization Lycoris malah lebih condong pada sisi RPG-nya. Karakter manapun yang kita pilih tidak akan memiliki kemampuan untuk melakukan roll / evade untuk menghindari serangan lawan sehingga kita tidak sepenuhnya diberikan keleluasaan untuk mengendalikan karakter tersebut. Cara untuk menahan serangan musuh hanya dengan melakukan Guard / Deflect untuk meminimalisir damage yang masuk.

Layaknya game RPG lain kita juga bisa mengeksplorasi berbagai area yang ada, berkomunikasi dengan para NPC, membeli berbagai item, serta menjalankan berbagai side-quest untuk memperkuat level sang karakter utama.

Namun yang cukup membosankan dari game ini mungkin adalah gaya penceritaannya yang lebih sering dibalut dengan format ala visual novel atau skit alih-alih disajikan dengan format cinematic cutscane. Percakapan antar karakter pun seringkali dibuat begitu panjang dan membosankan. Para gamer yang tidak menyukai format ini kemungkinan akan lebih sering menskip obrolan tiap karakter tersebut karena ingin segera beraksi menikmati gameplay-nya.

Visual

Jika dibandingkn dengan game adaptasi SAO terakhir yang dikembangkan oleh developer Aquria yaitu Hollow Realization, kualitasi visual dari game ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan, terutama pada model karakternya. Hampir seluruh karakter penting dalam game ini disajikan dalam desain yang cantik dan keren.

Sayangnya hal ini tidak berlaku untuk desain lingkungannya, dimana kualitas tekstur terasa sangat rendah. Performa yang mampu dijalankan oleh versi PlayStation 4 juga terhitung buruk dan seringkali tidak stabil. Untuk mencapai framerate 30 fps saja, game ini sangat kesulitan untuk mencapainya. Belum lagi waktu loading-nya yang juga begitu lama.

Bahkan setelah Bandai Namco melepas update terbarunya yaitu patch v1.03 masih saja tidak bisa menyelesaikan permasalahan performa ini sepenuhnya. Penulis tidak tahu apakah game ini juga mengalami permasalahan serupa di PlayStation 4 Pro karena penulis hanya memainkannya di PlayStation 4 biasa.

Akan tetapi jika kamu memang tertarik untuk membeli game ini, penulis sarankan untuk memilih versi PC-nya saja daripada console-nya karena dengan demikian mungkin permasalahan perfoma ini bisa teratasi.

Music

Dari segi musik sebenarnya tidak ada yang terlalu istimewa dari game yang satu ini, namun lagu openingnya berjudul “Scar/let” yang dinyanyikan oleh penyanyi J-Pop ReoNa harus diakui menjadi nilai plus tersendiri dari game yang satu ini. Pasalnya selama ini lagu-lagu yang dinyanikan oleh ReoNa memang seringkali digunakan untuk mengisi opening maupun ending dari serial animenya. Bandai Namco seolah ingin memberikan sebuah fan-service kepada para fans.

Kesimpulan

Walaupun terlihat dibuat lebih ambisisus dibandingkan game adaptasi SAO sebelumnya, dibuktikan dengan formula gameplay dan juga visual yang mengalami perombakan cukup signifikan namun tetap saja Sword Art Online: Alicization Lycoris ini masih terasa kurang memenuhi ekspektasi para fans, terutama para fans yang mungkin memainkannya di PlayStation 4.

Masalah performa, waktu loading, tekstur lingkungan yang kurang terpoles harus diakui memang menjadi permalahan yang sangat menggangu untuk bisa menikmati game satu ini. Meskipun Bandai Namco telah menjanjikan update patch terbarunya hingga permasalahan performa tersebut bisa teratasi, tetap saja game ini masih memiliki permasalahan yaitu gaya penceritaan yang ditawarkan cenderung membosankan.

Oleh karena itu, rasanya sulit untuk merekomendasikan game ini pada kalangan gamer yang bukan fans berat SAO. Akan tetapi untuk para gamer fans setia SAO yang akan tetap membelinya, penulis sangat menyarankan untuk setidaknya memilih versi PC-nya ketimbang versi console agar terhindar masalah performa yang penulis jabarkan sebelumnya.

administrator

Read Previous

Marvel’s Avengers Akan Hadirkan Hawkeye Sebagai DLC Gratis

Read Next

Mobile Suit Gundam: Extreme Vs. Maxi Boost ON Telah Resmi Dirilis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *